Single post

Naskah Drama – Sebelum Besok Terulang Lagi..

oleh: Afifah Nurul ,Elvira Lailatuth Thohiroh , Reicka Sofi Azura

“Katanya, di Indonesia kini korupsi sudah menjadi budaya. Katanya pula korupsi kini terjadi tidak hanya ditempat basah, tapi juga ditempat kering, bahkan di lingkungan akademis dan religus. Terus katanya juga, korupsi tidak pandang bulu, bisa tua atau muda, bisa laki-laki atau wanita, bisa atasan atau bawahan, bisa pejabat negara atau pejabat desa, dan tidak hanya kalangan eksekutif atau legislatif, tetapi yudikatif pun ikut tertular penyakit korup ini. Lalu, apakah generasi kita sekarang merupakan generasi korupsi ? Bagaimana dengan generasi selanjutnya ? Jangan-jangan korupsi kini sudah menjadi kebutuhan, tinggal kapan ada kesempatan ?”

Di Sebuah Kampus Ternama di Kota Bandung…

Afifah              : “Alhamdulillah…” (melihat papan pengumuman kampus)

Ketika menjadi juara kelas aku sangat puas atas segala usahaku yang telah aku berikan selama ini, Kuasa Tuhan juga memberi pengaruh kuat dalam setiap langkahku. aku bersyukur atas segalanya.. (dalam pikiran afifah)

Yah namanya afifah…

Afifah adalah siswa yang sangat pintar. Dia selalu menduduki peringkat 1 di kampusnya. Baginya, menjadi nomor 1 semudah seperti bernafas. Semua mahasiswa dan dosen mengaguminya. Selain pintar dia juga berkepribadian baik. Namun semuanya berubah sejak kedatangan Inas.

Inas                  : “hahahahahhaha” (ketawa lebar)

Afifah              : “huft” (sedih)

Semester berikutnya, Inas lah yang menduduki peringkat nomor 1 dan afifah ada di nomor 2. Bagi si emas afifah, perak tidak ada artinya. Afifah mendedikasikan segalanya untuk belajar dan perlahan mulai kehilangan senyumnya. Disisi lain, ada vivi yang bertubuh ramping namun di segani di kampusnya. Vivi adalah atlit taekwondo dengan sabuk hitam, tidak heran kalau banyak yang takut dengannya. Vivi mempunyai teman seperjuangan di taekwondo bernama Rei.

Pada suatu hari di sesi latihan…

Murid taekwondo       : (duduk melingkar)

Vivi                  : “wah… he is so cool” (termenung)(tatapannya mengikuti langkah seorang laki-laki)

Pelatih             : (berdiri di tengah kerumunan)

Randy              : (melangkat mendekati pelatih)

Rei                   : “Randy namanya”

Vivi                  : “eh” (menoleh kearah rei)

Rei                   : “dia mahasiswa pindahan dari kampus sebelah dan sekarang dia memutuskan gabung di taekwondo”

Randy              : “salam kenal semua”

Pelatih             : “nah randy perkenalkan, ini vivi atlit taekwondo terbaik di kampus kita” (menunjuk ke arah vivi)

Vivi                  : “siap” (berdiri lalu salaman dengan senyum malu-malu)

Murid taewondo         : (tepuk tangan)

Di sebuah kamar asrama kampus…

Afifah              : “aaaaaahhhh aku bisa gila” (menggerutu di atas meja belajarnya)

                         “semangat semangat afifah cantik pasti bisa jadi yang terbaik lagi. yup” (mengepalkan tangannya)

5 menit berlalu. Afifah merasa sangat penat, dia memutuskan untuk mengunjungi perpustakaan kampusnya untuk mencari referensi belajarnya. Di perjalanan dia bertemu nana.

Nana                : “mau kemana fah”

Afifah              : “ke perpustakaan, pokoknya aku harus jadi yang terbaik lagi”

Nana                : “ya ampun fah, bersyukur kenapa. jadi yang nomor 2 juga udah bagus loh. Nikmatilah masa mudamu. Air laut aja ada pasang ada surut, semua Allah ciptakan dengan keseimbangan. Mana senyum manismu yang dulu selalu menghiasi wajahmu. Mau sampai kapan itu muka di tekuk mulu. Udah ah bye” (pergi meninggalkan afifah)

Afifah              : (termenung memikirkan perkataan nana)

                       “tapi ada benernya juga sih yang nana bilang. huft”

                       (melihat orang sekitarnya yang tersenyum gembira menikmati kehidupannya)(bebalik arah, jalan menuju asrama)

Laila                : “eh ada afifah si kutu buku. Hahahhahaha ayo kita kerjain guys”

Laila & the gengs        : (mengambil buku di tangannya, buang di hamburkan satu-satu)

Randy              : “hentikan”

Laila                : “siapa dia ?” (kaget)

Teman laila     : “wooooooo… itu randy”

Laila                : “ayo kita pergi guys”

Laila & the gengs        : (pergi meninggalkan afifah)

Afifah              : “makasih”

Randy              : “sama-sama” (pergi berlalu)

Vivi                  : (berjalan, tak sengaja melihat mereka dan emosinya langsung naik)

“afifaaaaaaaaaaaahhhhhh”

(mengepalkan kedua tangannya)

Rei                   : “sabar sabar, kalau kamu menyakiti dia kamu bakal di keluarkan dari taekwondo dan randy gak akan nganggep kamu ada lagi. Gmana kalo deketin dia dan hancurkan dia dari dalam”

Vivi                  : (senyum setan) “aha betul juga”

Keesokan harinya di kelas…

Vivi                  : “morning guys”

Teman-teman : “pagiiii”

Rei                   : “vi, udah belajar belum buat kuis nanti?”

Vivi                  : “hahaha belumlah, mending juga latihan. hyaaakkk” (pasang sikap kuda-kuda)

                          “tenang aja selama ada si kutu buku kita aman” (jalan ke tempat duduknya)

Rei                   : “betul juga, buat apa belajar kalo kita bisa nyontek ya gak ? kenapa harus repot-repot haha”

Vivi & Rei        : (tos)

Afifah        : (masuk ke dalam kelas dan duduk di tempat duduknya)

10 menit kemudian dosen masuk.

Dosen        : “selamat pagi anak-anak. Seperti yang saya janjikan kemarin hari ini kita kuis  dengan bahasan materi bab 1 sampai 4. Silahkan persiapkan diri rapikan bangku dan tidak ada catatan apapun di atas meja siapkan alat tulis dan kertas.”

Mahasiswa    : “Iyah pak!”(mempersiapkan diri)

Vivi dan rei sudah mengatur tempat duduknya, dan persis seperti yang mereka rencanakan. sampai kuis berakhir mereka menanyakan semua jawabannya ke afifah.

selesai kuliah…

vivi        : “fah, ayok pulang bareng, aku butuh bantuan”

afifah        : (heran) “kamu kenapa vi ?”

vivi        : “bantu aku belajar kalkulus dan bahasa Inggris. sulit bagiku belajar sendiri”

afifah         : (masih terdiam)

vivi        : (mengagetkan)“hay! (nada normal) orang bilang kamu adalah mahasiswa terpintar di kampus ini”

afifah        : “mahasiswa terpintar abad ini sebenernya inas. aku kan cuma nomor 2” (pasang muka sedih)

inas        : “hahahahaha” (lewat di depan mereka berdua sambil ketawa puas, karena merasa masih menduduki posisi nomor 1)

vivi        : “kalau kamu mau, aku bisa menyingkirannya. (nada tinggi penuh ancaman) dan aku juga bisa menyingkirkanmu . Kamu mau ?”

afifah        : “tidak, aku akan membantumu”(dengan nada gelisah)

vivi        : “Oke kalau gitu kita berteman ya” (menyodorkan jari kelingkingnya)

afifah        : “oke”(dengan nada ragu)

vivi & afifah    : (janji jari kelingking)

hari pertama belajar bersama….

vivi        : “apakah seorang pelajar tugasnya hanya belajar ? gimana kalo kita shopping dulu ke mall. kita juga perlu refreshing sekali-kali tiap pekannya ”

afifah         : “ehhhhh. terus belajarnya kapan ? ini udah jam 8 malam”

vivi        : “yaudah sih bentar ajalah, jam 9 juga paling udah selesai. emang gak bosan apa seharian di kampus”

afifah        : “tapi kita harus istirahat, ini sudah malam vi”

vivi        : “iyaiya bawel ah, kita mampir beli jajan aja biar gak ngantuk”

jam 20.30 sampailah mereka di rumah vivi

vivi        : “ini kenapa sama dengan ini” (menunjuk kertas hasil jawaban afifah)

        “sekarang coba kau jelaskan”

afifah        : (mau menjawab)

vivi        : “tadi kau bilang A lebih besar dari B kuadrat. Maka ini pindah kesini dan ini 2 ? apa mereka kembar ?”

afifah         : “aku tak tau, tapi begitulah rumusnya”

vivi        : “pelajaran ini terlalu konyol itulah kenapa aku gak suka, mereka selalu menyuruh mempelajarinya tapi kamu gak tau kenapa. dan dari mana rumus itu terbentuk. sudahlah aku bosan” (keluar cari udara segar di balcon rumahnya)

afifah        : “sabar, sabar”

hari kedua belajar bersama…..

vivi        : “kamu pasti masih sedih karena jadi yang nomor 2. mau tau caranya mengalahkan inas ? kau harus berubah. aku bisa mengubahmu. percayalah”

afifah        : “oke”

Tak beda jauh dengan hari pertama, selalu muncul pertanyaan-pertanyaan aneh dari vivi namun afifah selalu menjawabnya dengan sabar tanpa emosi sedikitpun. afifah sangat gigih mengajari vivi. tanpa lelah dia membagi ilmu yg dimiliki ke teman yg baru akrab dengannya. hari demi hari mereka lalui bersama. ke kampus, shopping, ke salon, ke mall dan belajar bersama. hingga pada suatu hari….

vivi        : “ayo beli rokok di alfamart”.

afifah        :” buat apa  rokok ?”

vivi        :”udah beli aja , bilang aja kakek kamu nyuruh beliin rokok”.

Akhirnya Afifah pun masuk ke Alfamart .

afifah        : (keluar dari alfamart dengan lari terburu-buru menghampiri vivi tanpa sebungkus rokok di tangannya)

vivi        : “kenapa kamu nggak beli rokoknya?”

afifah        : “aku tidak merokok”

vivi        : “sebaiknya kamu berlatih dari sekarang sebelum teman-temanmu yang lain mengejekmu”

afifah        : “kamu juga tidak merokok”

vivi        : (spontan menjawab)“buat apa ? benda itu bau. lagipula kita gak sama, kau ingin mengalahkan inas dan aku gak”

satu bulan kemudian di rumah vivi…

vivi        : (sambil ngantuk-ngantuk memberikan hasil jawaban dari soal yang di berikan oleh afifah)

afifah        : (tepuk tangan)

vivi        : “hoo, jawabannya benar ? sungguh ? kau tidak bercanda ?”

afifah        : (menggeleng)

vivi        : “aaaaaahhh” (tertawa riang)

vivi & afifah    : (berpelukan)

lalu tiba-tiba rei datang…

rei        : “vi, ada pelatih dibawah, katanya mau bahas buat perlombaan besok”

vivi          : “fah, tunggu bentar yah” (bersiap-siap)

rei        : (menunggu di bawah)

vivi        : “mana bapaknya ?”

rei        : “hari ini kan malam minggu, masa kamu mau belajar terus sih ?” (merayu sambil menggandeng tangan vivi)

vivi        : “aaahhhh” (melepaskan tangan rei) “hari ini aku mau melanjutkan belajar”

rei        : “sejak kapan kau jadi suka belajar ?”

vivi        : “nikmatilah. sampe ketemu besok senin di kampus” (berbalik, menuju kamarnya di lantai 2)

rei         : (berteriak) “sampai kapan kamu akan begini ? aku kira kamu mau… ”

vivi        : (menoleh dan menatap rei sebentar dan kembali melanjutkan jalannya menuju kamar)

rei        : hmm (tidak bisa berkata, karena merasa ada orang yang akan ia bicarakan)

Rei pun berfikiran bahwa vivi berubah menjadi sering belajar dan selalu bergaul dengan Afifah, rei tidak tinggal diam dengan hal itu dan ia berusaha untuk merubah vivi kembali menjadi temannya kembali.

Keesokan harinya di kelas rei merencanakan sesuatu..

rei        : “vi, kesini.. kita ada pertandingan nih bulan depan dan kita harus latihan intensif selama 4 minggu ini. Dan aku yakin kamu pasti bisa mengalahkan lawanmu nanti”

vivi        : “Maaf rei, sepertinya aku ga bisa ikut pertandingan itu..”

rei        : “sudahlah vi jangan beralasan, kamu harus ikut pertandingan itu untuk mewakilkan kontigen-dojo kita. kalau bukan kamu siapa lagi yang akan mewakilkan dojo kita..”

vivi        : “ada kamu kan rei, aku yakin kamu lebih baik dariku”

rei        : “ahh sudahlah aku sudah muak dengan kamu, kenapa kamu berubah? dulu bahkan kamu yang mengajariku untuk tidak perlu belajar, nilai bisa didapat jika kita menyontek, tugas bisa kita minta kerjakan kepada yang pintar. semua yang kita jalani hanya kesenangan. tapi kamu sekarang lebih suka belajar, Arg ga penting!!”

vivi        : “rei aku baru sadar kalau kita itu sekolah dan kewajiban kita yang sesungguhnya adalah belajar. Kalau kita masih menjalani kebiasaan hidup kita yang dulu , bagaimana kita bisa membawa perubahan buat hidup kita dan bangsa ini . Ingat rei , pemuda adalah asset bangsa kitalah yang menetukan mati atau hidupnya suatu bangsa, maju atau mundurnya negara, dan sejahtera atau sengsaranya bangsa Indonesia kedepannya. Kamu mau masa mudamu nggak ada maknanya ?”

rei        : ”udahlah vi, ngapain belajar toh juga ujung-ujungnya juga banyak koruptor dimana-mana. Koruptor yang suka makan uang rakyat . Di awal mereka bilang pemuda adalah aset bangsa , tapi ujung-ujungnya jadi koruptor juga”

vivi         : ”jadi kamu tau kan koruptor merugikan bangsa ini ? itulah kesalahan para pemuda sekarang rei , mereka berpikir seakan korupsi sudah jadi warisan untuk generasi pemuda selanjutnya. Disini kita sebagai pemuda di tuntut tidak hanya pintar dalam hal teori, praktek konkritnyalah yang lebih utama.”

rei        : “oh jadi ini buah dari selama ini kamu main sama afifah. kamu gak beda jauh sama para koruptor diawal bilang A tapi pada akhirnya bilang B. sudahlah aku lelah. kamu eamng udah bener-bener berubah. kamu bukan vivi yang aku kenal lagi”

vivi        : “loh kok jadi bawa-bawa afifah”

rei         : “kenyataannya emang kaya gtu kok”

afifah        : (datang berniat untuk melerai)

rei         : “nah ini nih tersangka utamanya. ngapain kamu kesini ? gak usah sok jadi pahlawan kesiangan deh”

vivi        : “rei jaga mulut kamu”

rei        : “cukup!” (pergi meninggalkan mereka)

1 minggu kemudian, rei dan vivi tidak sengaja bertemu di depan ruangan badan akademik .

vivi         :”rei, maafin aku ya soal kejadian waktu itu. rei, kamu kenapa ? kok sedih ?

rei        :” aku habis kena scorsing  , karena aku mencotek saat kuis”.

vivi        :” oh iya rei ? semoga kamu bisa mengambil hikmahnya ya”.

rei        :” iya vi , mungkin yang kamu katakan selama ini benar “.

vivi        :”udah rei jangan sedih , yu kita mulai dari awal , kita benahin diri kita . Kita harus jadi pemuda yang membawa perubahan bangsa ini ya”.

rei        :” oke vi , makasih ya. Kamu masih mau jadi temen aku kan ?”

vivi        :” iyalah rei “. sambil tersenyum memeluk rei.

Tak perlu susah-susah untuk merubah seorang koruptor kelas kakap, jika di masukkan dalam bui pun pada kenyataannya mereka mampu membayar sipir untuk menyulap tahanan seperti hotel (seperti kasus Nusakambangan). Karena pada hakikatnya mereka membutuhkan perhatian dan dukungan atas kerja keras dari orang-orang di sekitarnya. Apalagi kalau masih tahap di kampus, dengan kegigihan dan kesabaran mahasiswa yang sadar. dan mulai bersyukur atas apa yang ia peroleh. serta selalu menghadirkan Tuhan di setiap langkahnya

LEAVE A COMMENT

theme by teslathemes